Menjadi Novelis Profesional !
Banyak, kok, orang bisa menulis novel, tapi mampu membuat novel bermutu yang banyak ngasih manfaat bagi pembaca, jarang-jarang banget. Penulis profesional adalah penulis yang mampu meniupkan ruh ke dalam tulisannya, jeilaah. Tapi bener, kok. Ibarat manusia, novel yang punya ruh alia hidup, adalah novel yang bisa mengambil hati atau bahkan mampu menghipnotis pembaca. Ingat, pembaca adalah raja. Mereka adalah bagian penting dari hidup penulis. Tapi, disini saya gak akan ngupas bagimana enaknya jadi novelis sukses yang bisa beli apa-apa dari hasil royalti novelnya yang besr seller. Sesuai ama judul di atas, saya akan ngasih metode atau barangkali tehnis bikin novel yang bisa mengambil hati idetor di sebuah penerbit atau malah mampu menarik hati pembaca. Ok, kita mulai dari sini :
Banyak sekali pertanyaan yang datang dari teman-teman tentang gimana cara bikin novel yang bagus. Nah, dibawah ini saya akan memberikan sejumlah jawaban dari banyak pertanyaan yang sering menjadi masalah bagi penulis pemula :
Tanya :
1.Bagaimana cara membuat idecerita?
2.Bagaimana cara membuat judul yang menarik?
3.Apa untuk memulai nulis haru pakai kerangka?
4.Apa yang dilakukan ketika ngalamin jalan buntuk di tengah jalan?
5.Bagaimana cara membangun cerita yang menarik dan tidak membosankan?
6.Bagaimana cara pengirim naskah ke peneribit?
7.Trik apa supaya novel diterima oleh penerbit?
Jawab :
1.Bagaimana cara membuat ide cerita?
Ide cerita emang bagian terpenting dari sebuah cerita. Ide merupakan rencana untuk menciptakan alur. Menarik dan tidaknya cerita tergantung sama idenya. Untuk membuat cerita sangat gampang. Sekali lagi, gampang. Bahkan, ide itu tidak perlu kita cari tapi dia bisa datang sendiri. Asal kita tu cermat dengan keadaan lingkungan di sekeliling. Dan yang jelas, ide itu bisa datang dari pengalaman pribadi, cerita orang lain atau bisa juga dari hasil pengamatan di alam sekitar (riset). Sebagai contoh ide cerita : “Perjuangan seorang gadis yang berusaha mati-matian untuk mengembalikan cowoknya ke mantan kekasihnya”. Ini sekedar ide. Jangan terlalu pusing nyari ide. Ide itu ada di sekitar kita. Sumpah. Kalau anda kritis pasti bisa menemukannya. Ok.
2.Bagaimana cara membuat judul yang menarik?
Judul adalah bagian cerita yang wajib ada alias nggak bisa ditinggal, ntar nangis, hehehe... Kadang bagi pemula, persoalan judul suka nggak diperhatikan. Diremehin. Padahal, dari judulah orang akan pembaca tulisan kita. Jadi, bikinlah judul yang semenarik mungkin yang mampu memikat orang untuk mau membaca tulisan kita. Trus, gimana cara bikin judul yang menarik? Emang itu pertanyaan no 2, hihihi...
Judul yang bagus alias yang menarik adalah judul yang unik. Dibilang unik karena kita harus bikin judul yang berbeda. Lain dari biasanya. Kalau bisa bikinlah judul yang bikin orang penasaran, tercengang, dan penasaran. Berdasarkan pengalaman pribadi (gak usah sirik), calon pembaca akan tertarik jika melihat judul novel yang aneh. Mau contoh? Semua kuping dan mata orang sudah sering mendengar atau membaca kalimat “Seperti pungguk merindukan bulan”. Itu kalimat umum atau udah lazim. Trus dimana letak keunikannya? Tunggu dulu, untuk membuat kalimat itu menjadi judul yang unik, menarik, dan bikin penasaran jika kita rubah “Seperti bulan merindukan pungguk”. Gimana? Unik gak? Menarik gak? Bikin penasaran gak? Atau malah lucu? Ada lagi, nih, “Kejamnya Ibu Tiriku”. Itu sudah lumrah, tapi kalau “Jahatnya Anak T iriku”, nah, ini yang baru kebangetan, hohoho...
Jelasnya, kita harus pilih/bikin judul yang mengandung unsur kontra. Jadi orang akan tergelitik dan pasti deh bakal penasaran. Pengin tahu isinya, gitu.
3. Apa untuk memulai nulis harus pakai kerangka?
Kalau secara formalnya, menulis emang harus pakai kerangka. Tujuannya, supaya alur tulisannya gak kemana-mana alias gak ngalor ngidul. Dulu, waktu saya dibangku sekolah, setiap ada pelajaran menulis, oleh guru bahasa Indonesia disuruh membuat kerangka karangan. Kalau tidak, maka nilainya berkurang.
Tapi, kerangka tulisan sebenarnya bisa dibilang penting gak penting. Kok? Penting, karena untuk menghidnari cerita yang gak nyambung. Gak penting, justru kerangka karangan akan bikin penulis jadi sulit untuk mengembangkan ceritanya. Terlalu terikat dan berkutat disiatu-situ saja. Buntutnya, hasil ceritanya membosankan dan cepat ditinggalkan pembacanya.
Tapi, bagi penulis senior, kerangka tulisan kayaknya gak penting baget. Mereka malah lebih suka memilih dengan gaya tulisan yang mengalir. Apa yang ada dibenaknya saat itu langsung dituangin dalam tulisan. Dan biasanya, sitem nulis kayak gini, hasilnya akan lebih hebat ketimbang nulis pakai kerangka. Mereka (para penulis senio itu) hanya berpatokan dengan tema cerita saja. Karena ini untuk menghindari alur yang nyelonong kemana-mana.
4.Apa yang dilakukan saat ngalamin jalan buntu di tengah jalan?
Nahh, pertanyaan ini yang sering datang. Pas ayik-asyik nilis mendadak mentok gitu aja. Jika pemula, ketika ngalamin masa kayak gini, pasti gayanya mijit-mijit jidat. Nggak bisa ngapa-ngapain.
Jangan terlalu ngoyo. Jangan kejadian seperti itu bikin kita malah jadi masuk angin atau malah pusing setengah keliling. Mending tinggalin segala macam kegiatan nulis. Kalau perlu tinggalkan tuh komputer, dan cari tempat lain. Ke luar rumah, kek, jangan di bengong di situ terus. Bisa stres malah.
Cari suasana baru. Baca koran, kok, atau nonton teve, kok. Atau kalau perlu jalan-jalan ke mall. Dengan cara seperti itu, percaya,deh, ide itu akan muncul lagi. Dan nulis bisa dilanjut kembali. Ingat! Jangan sekali-kali memaksa untuk melanjutkan menulis jika anda mengalami masa kebuntuan, karena jika tetap nulis, pasti hasilnya akan belepotan.
5.Bagaimana cara membangun cerita yang menarik dan tidak membosankan?
Kayak rumah, kalau pondasinya gak kuat, pasti mudah roboh. Pohon, kalau akarnya gak kuat akan tumbang. Masih banyak contoh lain yang ada di sekitar kita. Begitu pun dengan membangun cerita, harus kuat dan kokoh. Kalau perlu tahan banting, meski ada bencana zsunami sekalipun.
Untuk membangun cerita biar oke, sangat muda. Sekali lagi, sangat muda, asal bisa (hihihi). Jangan sekali-kali kita menyuguhkan alur yang pembaca gak maksud tujuannya. Hindari kata-kata yang berbau konotasi. Kita bukan nulis puisi, tapi novel. Biar sama-sama nulis tetap beda. Nulis puisi harus apa adanya. Awas, jangan membuat tulisan yang menyinggung SARA, itu akan mengundang kontroversi. Dan yang harus kita jauhi adalah, jangan mengulang-ulang cerita. Pembaca paling ogeh membaca cerita yang diulang-ulang. Lancar tapi cerdas, itu yang dimintai semua pembaca.
Bangunan cerita akan kokoh jika pada babak konflik si tokoh utama penemukan jawaban. Misal : “Si gadis baru sadar kalau ternyata mantan kekasih cowoknya sudah bersuami”. Dari sini kita akan mengarahkan alur pada keluarga mantan kekasih cowoknya. Dan yang perlu kita ketahui, bangun cerita yang bagus adalah tidak sesering mungkin menampilkan si tokoh utama. Kadang kalanya kita bikin si pembaca penasaran.
6.Bagaimana cara mengirim naskah ke penerbit?
Walaupun pertanyaan sederhana, tapi paling banyak dipertanyaan teman-teman. Disini ada dua jalur untuk mengirimkan naskah novel ke sebuah penerbit. Lewat media pos atau email. Tapi, sebelum kita mengirim, alakah baiknya jika terlebih dulu melakukan konfirmasi ke pihak penerbit. Karena ada penerbit yang mau menerima naskah novel lewat email,ada juga yang ogah. Dengan melakukan konfirmasi tentunya akan lebih jelas.
Untuk penerbit di Indonesia, umumnya lebih memilih menerima naskah novel via pos meski ada beberapa yang bersedia lewat email. Pasalnya, yang lewat pos, proses koreksi lebih jelas dengan menggunakan hasil print out. Jangan lupa sertakan biodata pengarang dan terpenting sinopsis.
Jangan sekali-kali beranggapan pihak penerbit bermain curang disini. Mereka lebih mengutamakan pengarang yang sudah tenar dan pengesampingkan pengarang yang belum menelorkan buku apa-apa. Itu salah. Bukan ngebela, disini penerbit tetap memegang konsistennya. Jika ada naskah masuk, mereka langsung akan membuat surat jawaban lewat surat bahwa naskah anda sudah diterima. Kalau tidak mendapatkan surat tersebut, saya yakin pasti nyasar. Dan selanjutnya, penerbit biasanya akan memberikan waktu paling lama tiga bulan untuk memberikan jawaban, naskah anda diterima atau ditolak.
7.Trik apa supaya novel diterima penerbit?
Tidak perlu pakai trik. Kalau pakai trik berarti curang. Penerbit akan menerima dan menerbitkan novel yang memiliki bobot cerita. Biasanya, dalam penyeleksian mereka lebih memilih cerita terkini. Kalau misalnya teenlit, ya, mereka akan tertarik dengan cerita anak remaja yang sedang ngetren sekarang. Anda tahu novel “Ayat-Ayat Cinta?” Kang Abit ini emang cerdas. Disaat pergaulan anak remaja sudah diambang mengkhawatirkan, dia bisa menerbit novel yang bergender agama. Bagaimana juga, sebrutal-brutalnya anak muda, toh, dia butuh pulang. Butuh kembali ke fitrahnya, yaitu agama.